Beck
( Teori Kecemasan )
Model kecemasan Beck (umum) ialah model yang betul-betul
menghubungkan factor emosi dan pikiran dengan gangguan kecemasan (Beck. 1976:
Beck and Emery, 1985). Dalam model ini, gangguan kecemasan diartikan sebagai
gangguan awal dalam berfikir. Beck et. al. (1974an), dalam suatu penyelidikan
yang terdiri dari dua percobaan yang dirancang untuk menimbulkan kesadaran dan
kesan visual yang berhubungan dengan kecemasan, langsung atau tidak, menemukan
bahwa pasien-pasien kecemasan mengalami bentuk-bentuk pikiran dan bayangan
menakutkan, yang sering mendahului serangan kecemasan.
Gangguan kecemasan dianggap berasal dari suatu mekanisme
pertahanan diri yang dipilih secara alamiah oleh mahluk hidup bila ia
menghadapi sesuatu yang mengancam dan berbahaya. Kecemasan yang dialami dalam
situasi seperti itu memberi isyarat kepada mahluk hidup agar melakukan tindakan
mempertahanakan diri untuk menghindari atau mengurangi bahaya. Kesiagaan
otomatis, keraguan bertindak, dan pengamatan yang teliti tentang keadaan
sekitar yang berbahaya, merupakan cara alamiah, yang memberi kesempatan lebih
besar pada suatu mahluk untuk mempertahankan hidupnya. Namun, dalam gangguan
kecemasan kesiagaan otomatis, proses pikiran dan perilaku tidak ada kaitannya
dengan penilaian objektif terhadap derajat ancaman yang ada dalam suatu
situasi. Biasanya, pasien kecemasan membuat penilaian yang berlebihan terhadap
kemungkinan terjadinya dan parahnya suatu kejadian yang menakutkan. Sebaliknya,
pasien tersebut mebuat penilaian yang kurang terhadap kemampuan menghadapi
situasi dan terhadap faktor-faktor penolong yang tersedia.
Model kognitif
kecemasan disajikan dalam tebel dibawah ini, disajikan secara skematis dan
terdapat kelemahan dalam berbagai proses informasi yang akan mempengaruhi
respon individu.
Stimulus Perantara Respon
(situasi
yang ( Skemata) ( pengalaman kecemasan yang subyektif,
kesiagaan
Menimbulkan otomatis, hambatan dalam bertindak)
kecemasan) ( Proses kognitif)
(Hasil kognitif : penilaian
primer dan sekunder)
CONTOH:
1.
Siswa
cemas ketika menghadapi ujian nasional
(UN). Tidak bisa tidur pada malam harinya karena besok akan melakukan ujian,
dia cemas karena takut tidak lulus dalam ujian. Sehingga keesokan harinya pada
saat mengerjakan ujian siswa tidak fokus dan konsentrasi dalam mengerjakan
soal-soal.
2.
Seseorang yang ingin mendaftar pada sebuah
perusahaan. Dia merasa cemas karena baru pertama kali dan takut di tolak. Dia
tidak bisa tidur sehingga, dia terlambat bangun pada keesokan harinya, sehingga
dia terburu-buru datang keperusahaan tersebut. Sehingga pada saat interview dia
tidak bisa menjawab dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang diberikan.
Sumber:
Kendel,
R.E. (1990) Kognitif Untuk Depresi Dan Kecemasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar